Sabtu, 24 Oktober 2020

Kritik atas Teori Sosiologi Modern : Munculnya Marxisme

 


Halo readers! Apa kabar? Kabar baik dong pastinya. Nah, kali ini aku mau mengulas materi berikutnya yaitu mengenai Kritik Atas Teori Sosiologi Modern. Dan dari kritik inilah berdampak pada kemunculan paham marxisme. Ada apa dengan Teori sosiologi modern? Kenapa bisa ada kritik atasnya? 

Perlu diketahui bahwasanya ciri-ciri utama teori kritis adalah sebagai berikut :

1. Menentang Positivisme 

Teori kritis menganggap bahwa kehidupan sosial masyarakat selalu terikat oleh konteks sejarah, sehingga bisa senantiasa berubah. Sedangkan dalam pandangan positivisme, ilmu sosial dijabarkan melalu hukum yang tetap seperti ilmu alam. Sehingga, pengetahuan tidaklah bebas nilai, melainkan terikat dan tidak bisa berubah. 

2. Memisahkan masa lalu dan masa kini 

Teori kritis mengaitkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Sebagaiamana kita ketahui bahwasanya di masa kini marak terjadi dominasi, maka dalam sudut pandang teori kritis, kita bisa memikirkan potensi di masa depan untuk menghapuskan dominasi tersebut. Karena dalam sudut pandang teori kritis, masyarakat bisa menumbuhkan kesadarannya dalam hal kebebasan sosial. Sehingga dalam memandang eksploitasi dan dominasi tidaklah sebagai ketetapan yang tak bisa dirombak. Justru sebaliknya eksploitasi dan dominasi bisa dihapuskan dengan banyak cara.

3. Argumen bahwa dominasi adalah sesuatu yang bersifat struktural

Teori kritis menyingkap struktur tersebut dalam rangka menanamkan pemahaman mengenai akar nasional dan juga global agar dapat terhindar dari yang namanya penindasan.

4. Reproduksi struktur dominasi 

Struktur dominasi direproduksi melalui kesadaran palsu yang disokong oleh ideologi, reifikasi, hegemoni, pemikiran satu dimensi, dan metafisika kehadiran. Kini, kesadaran palsu tersebut ditopang oleh ilmu sosial positivis, seperti ekonomi dan sosiologi.

5. Perubahan berawal dari rumah

Dalam kehidupan sehari-hari, teori kritis menghindari bentuk determinisme, melainkan mendukung voluntarisme.

6. Jembatan antara struktur dan agensi

Teori kritis menolak determinisme ekonomi, sehingga pengetahuan akan struktur bisa membantu masyarakat untuk mengubah kondisinya. 

7. Anti Penindasan

Teori kritis meyakini bahwa manusia mempunyai tanggung jawab penuh atas kebebasan dirinya sendiri, dan mencegah mereka untuk tidak menindas sesamanya atas nama apa pun.

Seperti pengertian-pengertian di atas, pada teori sosiologi modern yakni maraknya kapitalisme yang sarat akan dominasi dan penindasan, muncullah sebuah penolakan yang mengkritik itu semua. Hal itu dinamakan paham Marxisme. Jika dalam positivis, keadaan yang membuat masyarakat tertindas tadi di masa kini bisa diterima apa adanya dan cenderung tidak bisa diubah, maka dalam pandangan Marxisme itu semua bisa diubah. 

Kemunculan Marxisme sebagai kritik atas positivis tersebut bisa dipahami dengan melihat analogi berikut :

1. Konsep historisitas Karl Marx

Pola masa lalu dan masa kini dapat diubah melalui upaya sosial politik. Konsep menentang pandangan bahwa kapitalisme adalah sistem yang tidak dapat diubah. Sebaliknya, sistem tersebut sangat memungkinkan bisa diubah.

2. Kritik terhadap sains 

Sains bersifat historis, filosofis, dan aktivitas politik. Sejarah adalah cakrawala kemungkinan yang dihambat, namun tidak ditentukan oleh masa lalu dan masa kini. Sedangkan tujuan dari teori kritis adalah memunculkan adanya emansipasi, yang memungkinkan manusia mengenali adanya historisitas sehingga tidak terpaku pada dominasi.

3. Kesadaran sejati

Hubungan dialektis antara kondisi empirik dengan kesadaran sejati manusia, akan menimbulkan suatu kesadaran sejati pada pemikiran manusia. Yakni, suatu bentuk kesadaran yang memungkinkan timbulnya hasrat ber-emansipasi 

4. Melawan dalil “ Keniscayaan Sosial “

Konsep “keniscayaan” bisa membatasi kebebasan manusia. Sedangkan, setiap manusia memiliki inti kebebasan yang tidak dapat dihilangkan. Sebaliknya, menciptakan peluang terjadinya mobilisasi sosial yang bersifat realistis.

5. Ranah kajian dalam teori kritis 

Ranah kajian teori kritis pun berkembang, tidak hanya menyangkut mengenai kritik atas kapitalis, namun juga mencakup mengenai kebijakan, kontrol sosial, budaya pop, sosiologi pendidikan, psikologi sosial, gender, ras dan etnisitas, politik, dan politik kurikulum. 

Jadi readers, di atas sudah diulas mengenai kritik atas teori sosiologi modern. Tentunya readers sudah makin mengerti nih. Sebaiknya kita ambil sisi positif dari teori kritis ini yaa, yakni kita bisa belajar untuk senantiasa melawan dominasi yang mengakibatkan penindasan bagi pihak lain. Melawan dominasi pemikiran kita yang tertutup akan adanya perubahan. Namun, kita juga harus sadar akan adanya batasan dan aturan yang berlaku sehingga bisa dikatakan bahwa kita bisa bebas berpendapat, namun kebebasan dalam berpendapat ini haruslah sesuai dengan kodrat kita sebagai warga negara yang baik, dan sebagai masyarakat yang menghargai setiap norma di dalamnya. Thank u for reading! Seperti biasanya, kritik dan saran selalu terbuka yak! Next, aku bakal bahas materi lainnya. So, stay tune! 


Salam hangat,

Penulis.


2 komentar:

Penerapan dan Implikasi Teori Kritis dalam Bidang Pendidikan

Halo readers! Apa kabar? Kabar baik dong pastinya. Nah, kali ini, aku mau mengulas  mengenai penerapan dan implikasi Teori Kritis dalam bida...