Minggu, 25 Oktober 2020

Kritik Terhadap Filsafat Pencerahan dan Ilmu Pengetahuan Modern : Kritik Postmodernisme

Halo readers! Terimakasih ya sudah mau membaca tulisanku sampai sejauh ini. Kali ini, aku mau bahas mengenai Kritik Terhadap Filsafat Pencerahan dan Ilmu Pengetahuan Modern atau yang lebih dikenal sebagai Kritik Postmodernisme.

Sebelum memulai pembahasan mengenai kritik Postmodernisme, sebelumnya aku mau bertanya dulu nih. Apa sih yang sekilas kalian pikirkan mengenai kehidupan modern seperti gambar di bawah ini?



Bener banget! Pasti kalian berpikir bahwa kehidupan modern adalah kehidupan yang di dalamnya terdapat teknologi yang serba canggih, semuanya serba instan dan mudah sekali didapatkan. Sekilas memang terlihat fine-fine saja dengan kehidupan yang demikian. Tapi, apakah kehidupan yang demikian secara keseluruhan tidak terdapat sisi negatifnya? Lantas, apa hubungannya dengan modernisme yang terjadi kala itu? Dan mengapa bisa timbul Kritik atasnya? Atau, apa sih yang melatarbelakangi timbulnya Kritik Postmodernisme? Mari simak penjelasan berikut!

Latar belakang munculnya kritik Postmodernisme pada awalnya akibat daripada kekecewaan terhadap kehidupan modern. Karena pada waktu itu, setelah abad pencerahan Eropa, masyarakat barat lebih mendewakan akal budi atau rasionalitas mereka. Mereka menganggap bahwa segala bentuk permasalahan kehidupan bisa dipecahkan dengan adanya rasionalitas tersebut. Inilah yang menandai kehidupan modern kala itu. Kehidupan modern semakin marak dengan adanya teknologi yang canggih, sebagai contoh mulai berkembangnya industri berbasiskan alat canggih, maraknya alat transportasi tenaga motor, dan masih banyak lagi. Kecanggihan teknologi ini dianggap dapat memudahkan aktivitas sehari-hari pada era modern. Namun, kehidupan modern ini juga banyak menimbulkan dampak negatif. Seperti yang diutarakan oleh tokoh sosial yang bernama Ulrich Beck dan Anthony Giddens bahwasanya kehidupan modern ini membawa dampak kepada kehidupan yang Risk Society atau Kehidupan yang penuh dengan resiko. Sebagai contoh dampak dari adanya industri dan banyaknya produksi kendaraan bermotor, dapat menimbulkan banyak polusi dan pencemaran lingkungan lainnya. Di ranah filsafat, modernitas ini dapat menimbulkan birokrasi yang diterapkan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada prinsipnya, birokrasi memang bagus yakni menekankan pada prinsip efisiensi dan efektivitas. Namun, hal inilah yang membuat manusia modern menjadi tak peduli lagi dengan adanya aspek spiritual, karena mereka sudah merasa terpuaskan dengan adanya teknologi sebagai solusi. Sehingga akibat daripada modernitas ini, pada akhirnya dapat menimbulkan sikap radikal manusia yang rentan akan aspek spiritual tersebut. Dunia tiada henti menuju proses perubahan demi perubahan. Manusia terus merasa tidak puas dengan perubahan-perubahan yang telah dicapai sebelumnya dan tertantang untuk menciptakan inovasi yang baru terhadap perubahan. Hal ini dinamakan paradigma modernisme. Yang mana, paradigma modernisme seperti ini menimbulkan sebuah kritik yang dinamakan Kritik Postmodernisme.

Postmodernisme adalah sebuah bentuk ide yang menggantikan ide modernisme. Jika pada era modernisme lebih diutamakan rasionalitas, objektivitas, totalitas, Strukturalisasi, unversalisasi tunggal dan kemajuan sains, postmodern lebih mengutamakan sebuah ide atau cita-cita untuk meningkatkan kondisi sosial, budaya dan kesadaran akan semua realitas perkembangan dalam semua bidang. Karena pada prinsipnya, Postmodernisme adalah sebuah bentuk peleburan batas dan faktor pembeda antara berbagai aspek dalam kehidupan. Dimensi Postmodernisme mencakup dimensi yang berasal dari masyarakat kontemporer. Kaum Postmodernisme menolak penjelasan yang universal, harmonis, dan konsisten sebagai tonggak berdirinya modernisme. Kaum Postmodernisme mengkritik itu semua, di mana mereka lebih mengutamakan sikap yang menghargai terhadap perbedaan, dan penghormatan kepada yang khusus, lalu membuang yang universal.

Ada pun tahap-tahap Postmodernisme mencakup Globalitas, lokalitas, Akhir dari “Akhir Sejarah”, matinya “individu”, moda informasi, simulasi, perbedaan dan keterpelesetan dalam bahasa, polivokalitas, lunturnya polaritas analitik, gerakan sosial baru, kritik atas grand narratives, dan adanya liyan.

Dari sinilah dapat ditarik kesimpulan mengenai Kritik Postmodernisme terhadap Ideologi ilmu modern bahwasanya :
1. Postmodernisme merupakan sebuah fenomena yang terdapat di kancah ide atau pikiran.
2. Kelahiran Postmodernisme merupakan sebuah kritik atas modernisme yang dianggap kurang memenuhi tuntutan intelektual dalam mengatasi problem sosial dan kemanusiaan.

Nah, itu tadi adalah ulasan mengenai kritik Postmodernisme. Sudah pada lebih paham dan mengerti kan mengapa bisa timbul kritik Postmodernisme? Syukurlah kalau pada paham. Seperti biasanya. Saran dan kritikan akan selalu terbuka ya di setiap postingan yang aku ulas. Thank u for reading! and stay tune for the next post

Salam hangat,
Penulis.



 

2 komentar:

Penerapan dan Implikasi Teori Kritis dalam Bidang Pendidikan

Halo readers! Apa kabar? Kabar baik dong pastinya. Nah, kali ini, aku mau mengulas  mengenai penerapan dan implikasi Teori Kritis dalam bida...